INVESTASI PORTOFOLIO INTERNASIONAL
1.
PENDAHULUAN
Perkembangan
investasi Amerika Serikat dalam ekuitas luar negeri pada 1980-2004: meningkat
secara signifikan dan rekening ekuitas mencapai ± 50% dari kapitalisasi pasar
ekuitas dunia. Peningkatan yang cepat dalam investasi portofolio internasional
dalam tahun2 terakhir mencerminkan globalisasi atas pasar-pasar keuangan. Globalisasi
pasar-pasar keuangan berawal dari pemerintah negara-negara utama yang memulai
menderegulasi pasar valas dan modal pada akhir 1970-an. Kemajuan dalam
teknologi telekomunikasi dan komputer berkontribusi terhadap globalisasi
investasi dengan memfasilitasi transaksi lintas negara dan penyebaran informasi
melintasi batas nasional.
Investasi
Portofolio Internasional (Portofolio Investment) yaitu arus modal internasional dalam bentuk
investasi aset-aset finansial, seperti saham
(stock), obligasi (bond),
dancommercial pepers lainnya. Arus portofolio investment inilah saat ini paling banyak dan cepat
mengalir ke seluruh penjuru dunia melalui pasar uang dan pasar modal di
pusat-pusat keuangan internasional, seperti New York, London, Paris, Frankfurt,
Tokyo, Hong Kong, dan Singapura.
Batram dan Dufey (2001) menjelaskan ada
beberapa faktor yang menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi
portofolio internasional yaitu:
a. Partisipasi
dalam pertumbuhan pasar asing.
b. Investor
dapat melakukan hedging.
c. Kemungkinan
adanya efek diversifikasi.
d. Pasar
yang tersegmentasi biasanya tingkat return tidak normal atau
berfluktuasi.
Selain dari faktor di atas tersebut
investor juga memperoleh manfaat jika melakukan investasi pada saham asing
diantaranya:
a. Tingginya
expected return.
b. Rendahnya
variasi return.
c. Kemungkinan
rendahnya korelasi return saham asing dengan home market investor.
d. Besarnya
share konsumsi atas barang impor dan jasa. Pada kenyataanya pergerakan return
pada pasar cross border tidak selalu sama untuk memperoleh manfaat
diversifikasi, hal ini disebabkan rendahnya korelasi antar pasar juga
ditentukan oleh faktor negara dan faktor industri.
Dalam kontek investasi portofolio
internasional, investor bukan hanya investor domestik akan tetapi mencakup
investor asing. Salah satu keuntungan dari investasi internasional bagi para
investor internasional didapat dari international portfolio investment, yaitu
investasi aset berupa aset saham dan hutang jangka panjang yang dipengaruhi
oleh perekonomian, tingkat inflasi dan iklim politik suatu negara.
2.
TEORI
PORTOFOLIO
Teori Portofolio (portfolio) lahir
dari seseorang yang bernama Henry Markowitz. Dasar pemikiran dibentuknya
portofolio seperti yang dikatakan Markowitz yaitu: “do not put all eggs in one basket” (janganlah menaruh semua telur
ke dalam satu keranjang), karena jika keranjang tersebut jatuh, maka semua
telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah. Begitu pula dengan
investasi yang dilakukan, jangan menanamkan seluruh dana dalam satu bentuk
investasi, karena ketika investasi tersebut gagal, maka seluruh dana yang
tertanam kemungkinan tidak akan kembali. Teori portofolio yang diperkenalkan
oleh Markowitz (yang di kalangan ahli manajemen keuangan disebut sebagai the father of modern portfolio theory)
ini telah mengajarkan konsep diversifikasi portofolio secara kuantitatif.
Portofolio diartikan sebagai
serangkaian investasi sekuritas yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor,
baik individu maupun entitas. Kombinasi aktiva/asset tersebut bisa berupa
aktiva riil, aktiva finansial ataupun keduanya. Biasanya seorang investor
dalam melakukan investasi tidak hanya memilih satu saham saja, tetapi melakukan
kombinasi. Alasannya dengan melakukan kombinasi saham, investor bisa meraih
return yang optimal dan sekaligus bisa memperkecil risiko melalui
diversifikasi. Dengan kata lain, jika seorang investor mengumpulkan beberapa
sekuritas yang akan digunakan untuk investasi, artinya investor telah membentuk
suatu portofolio saham, tujuannya adalah untuk melakukan diversifikasi dalam
investasi, yang dapat memperkecil risiko yang dihadapi investor bila
dibandingkan dengan melakukan investasi pada saham individu. Meskipun demikian
memilih portofolio yang optimal bukanlah hal yang mudah. Berikut hal-hal yang
berkaitan dengan portofolio:
a.
Diversifikasi
dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan cara mengkombinasi
atau dengan menambah investasi (asset/aktiva/sekuritas) yang memiliki korelasi
negatif atau positif rendah sehingga variabilitas dari pengembalian atau risiko
dapat dikurangi.
b.
Korelasi
merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data yang
menunjukkan pergerakan bersamaan relatif (relative comovements) antara serial
data tersebut. Jika serial data bergerak dengan arah yang sama disebut dengan
korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut
korelasi negatif.
c.
Sedangkan
koefisien korelasi merupakan ukuran dari tingkat korelasi, yaitu:
-
Korelasi
positif sempurna (koefisien korelasi +1)
-
Tidak
ada korelasi (koefisien korelasi 0)
-
Korelasi
negatif sempurna (koefisien korelasi -1)
d.
Investasi
/ aktiva yang tidak berkorelasi artinya tidak ada interaksi di antara
pengembaliannya (returnnya). Mengkombinasikan aktiva yang tidak berkorelasi
dapat mengurangi risiko meskipun tidak seefektif seperti aktiva yang memiliki
korelasi negatif. Kombinasi aktiva yang tidak berkorelasi dapat mengurangi
risiko daripada mengkombinasikan aktiva yang berkorelasi positif.
3.
DIVERSIFIKASI
INTERNASIONAL
Dari sudut
pandang investor, diversifikasi internasional merupakan suatu cara yang
dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan risiko dengan cara membentuk suatu
portofolio investasi yang terdiri atas kombinasi berbagai macam aset keuangan
yang investasinya dilakuakan di negara–negara yang berbeda sehingga terbentuk
suatu portofolio yang optimal yang menjanjikan return yang optimal pula.
Contoh
senderhana dari diversifikasi international ini adalah seorang investor yang
memiliki suatu portofolio investasi yang terdiri atas kombinasi dari dua saham
perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta, Surat Berharga Bank
Indonesia, tiga saham yang listing di Bursa Straits Time Singapura, dua
saham yang listing di Bursa Nikkei Jepang, dan tiga saham yang listing
di London Stock Exchange.
Dari sudut
pandang emiten (perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa),
diversifikasi internasional merupakan suatu alternatif yang menguntungkan dalam
hal mengumpulkan dana bagi operasional perusahaan, cara yang ditempuh adalah
dengan listing di bursa–bursa dunia (tidak hanya lokal saja).
Dalam melakukan diversifikasi, karakter instrumen investasi yang harus
dipertimbangkan, yaitu:
1.
Potensi tingkat
pengembalian (return),
2.
Risiko,
3.
Likuiditas.
Dapat kita ambil contoh antara
investasi pada saham dengan deposito. Umumnya, saham memberikan tingkat
pengembalian atau return yang lebih
tinggi daripada deposito. Namun, risiko untuk berinvestasi pada saham cenderung
lebih besar karena fluktuasi atau perubahan harga saham lebih tinggi sehingga
dapat menyebabkan peluang untuk mengalami kerugian menjadi lebih tinggi
daripada berinvestasi di deposito. Aspek ketiga adalah likuiditas. Maksud
likuiditas disini adalah kemudahan untuk membeli dan menjual sebuah instrumen
investasi. Tentunya jika berinvestasi di deposito, kita tidak dapat menguangkan
investasi tersebut sewaktu-waktu karena deposito memiliki masa jatuh tempo.
Sedangkan jika berinvestasi di saham, kita dapat dengan mudah menjualnya sesuai
dengan keinginan kita.
4.
STRUKTUR
KORELASI
Kaitan
antara korelasi dengan manfaat pengurangan risiko dapat digambarkan di bawah
ini:
a.
Penggabungan
dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna (+1,0) tidak akan memberikan
manfaat pengurangan risiko.
b.
Penggabungan
dua sekuritas yang berkorelasi nol, akan mengurangi risiko portofolio secara
signifikan.
c.
Penggabungan
dua sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna (-1,0) akan menghilangkan
risiko kedua sekuritas tersebut.
Dalam
dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrem tersebut (+1,0; 0,0; dan –1,0)
sangat jarang terjadi. Oleh karena itu, investor tidak akan bisa menghilangkan
sama sekali risiko portofolio. Hal yang bisa dilakukan adalah ‘mengurangi’
risiko portofolio. Investor melakukan diversifikasi
investasi dalam berbagai portofolio dikarenakan hasil yang diharapkan dari
setiap sekuritas dapat saling menutup.
5.
EFEK-EFEK
PERUBAHAN DALAM KURS TUKAR
a.
Pengembalian investasi dalam pasar luar
negeri
Pengembalian investasi
dalam pasar luar negeri bergantung pada:
a. Pengembalian
di pasar luar negeri;
b. Perubahan
dalam kurs tukar antara mata uang domestik dengan mata uang lokal.
Ri$ = (1 + Ri)(1 + ei)
– 1
= Ri + ei + Riei
Keterangan :
·
Ri = tingkat pengembalian
dalam mata uang lokal.
·
e = + (terapresiasi), - (terdepresiasi)
/ tingkat perubahan nilai tukar antara
mata uang lokal dan Dollar
Ø Sebagai
contoh, jika seorang warga AS hanya menjual saham di sebuah perusahaan Inggris
yang memiliki return 15% (dalam pound) selama periode ketika pound
terdepresiasi 5%. Maka return dollar nya adalah 9.25%:
Ri$ = (1 + 0.15)(1 - 0.05) – 1 = 0.925
b.
Pengaruh perubahan kurs tukar valas
terhadap risiko investasi luar negeri:
Var(Ri$)
= Var(Ri) + Var(ei) + 2Cov(Ri,ei)
+ DVar
Persamaan
ini menunjukkan bahwa fluktuasi nilai tukar berkontribusi terhadap risiko
investasi asing melalui tiga jalur :
·
Var (ei) = Volatilitas sendiri,
·
Cov (Ri, ei) = Kovariannya dengan pengembalian pasar lokal
·
DVar
= Kontribusi istilah
cross-produk,
6.
INVESTASI
OBLIGASI INTERNASIONAL
Obligasi internasional atau
dikenal juga dengan nama sovereign bond adalah suatu obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah suatu negara dalam
denominasi mata uang asing.
Negara dengan
tingkat inflasi yang tinggi atau bergejolak sehingga sulit diprediksi maupun
negara yang memiliki nilai
tukar mata
uang yang tidak stabil seringkali menyadari bahwa adalah sesuatu tindakan yang
tidak menguntungkan apabila mereka menerbitkan obligasi dalam mata uang
setempat sehingga negara tersebut memutuskan untuk menerbitkan obligasi dalam
denominasi mata uang asing (valuta
asing) yang dinilai lebih stabil. Hal ini meningkatkan
masalah gagal
bayar apabila
negara tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhannya dalam menyediakan mata uang
asing pada saat jatuh tempo pembayaran obligasinya. Oleh karena risiko gagal
bayar tersebut maka investor meminta
imbal hasil yang tinggi atas obligasi yang diterbitkan tersebut, sehingga
membuat beban biaya utang ini menjadi lebih tinggi dan meningkatkan risiko
gagal bayar. Pada saat terjadinya gagal bayar, sebuah negara tidak dapat
dinyatakan pailit seperti
halnya suatu perusahaan ataupun
lembaga pemerintah, namun dalam prakteknya negara yang mengalami gagal bayar
ini mengajukan penawaran berupa suatu pertukaran bagi pemegang obligasinya guna
melakukan restrukturisasi atas utang negara tersebut seperti yang pernah
terjadi dalam kasus obligasi yang diterbitkan oleh Peru dalam
denominasi mata uang dollar Amerika pada
tahun 1996 dan
kasus penerbitan obligasi Argentina pada
tahun 2001.
Namun, upaya untuk memperoleh persetujuan dari para pemegang obligasi atas
usulan pertukaran adalah sangat sulit oleh karena biasanya para pemegang obligasi
akan melakukan penolakan. Sepanjang era pada awal tahun 1980an, obligasi
internasional dari negara-negara
berkembang merupakantujuan investasi yang
menarik bagi bank Barat.
Ini menciptakan banyak sekali masalah sewaktu banyak negara penerbit obligasi
yang mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran obligasi mereka. Total
nilai pasar dari pasar obligasi dunia adalah sekitar 50% lebih besar dari pasar
ekuitas dunia. Dolar AS, euro, pound sterling, dan yen adalah empat mata uang
di mana mayoritas obligasi domestik dan internasional dalam mata uang
7.
REKSADANA
INTERNASIONAL: EVALUASI KINERJA
a.
Pengertian Reksadana
Reksadana (mutual fund) adalah suatu
kumpulan dana dari masyarakat, pihak pemodal atau pihak investor untuk kemudian
dikelola oleh Manajer Investasi dan diinvestasikan
pada berbagai jenis portfolio investasi efek atau produk keuangan lainnya.
Menurut
kamus keuangan, Reksa Dana di identifikasikan sebagai portfolio asset keuangan
yang terdivesifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang
menjual saham kepada masyarakat denga harga penawaran dan penarikannya pada
harga nilai aktiva bersihnya.
1) Jenis reksadana berdasarkan sifat
investasinya :
·
Growth Fund: Reksadana
ini mempunyai portfolio investasi yang bertujuan mendapatkan pertumbuhan
keuntungan yang tinggi. Jenis investasinya mempunyai sifat volatilitas yang
cukup tinggi, seperti investasi di instrumen saham.
·
Stable Fund: Reksadana
ini mengutamakan jenis portfolio investasi yang bertujuan mendapatkan
pertumbuhan keuntungan yang stabil. Jenis investasinya mempunyai sifat
volatilitas yang agak kurang, seperti investasi di instrument obligasi.
·
Safty Fund: Reksadana
ini lebih mengutamakan keamanan atas dana investasi dan tidak menyukai adanya
volatilitas harga atau ketidakstabilan pendapatan dari instrumen investasinya.
Manajer Investasi reksadana jenis “safty fund” ini cenderung melakukan
investasi di instrumen pasar uang,
seperti deposito.
2) Menurut jenisnya reksadana dapat
dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
·
Reksadana Saham
v Reksadana Saham adalah reksadana yang portfolio investasinya
pada instrumen berbentuk saham (equity) dengan jumlah sekurang-kurangnya 80%
(delapan puluh persen) dari total aset investasinya.
v Manajer investasi yang melakukan pembelian pada instrumen
saham ini biasanya selalu melakukan seleksi pada saham “blue chip” (saham
unggulan) dan pada jenis saham yang liquid.
v Investasi yang dilakukan pada saham, resikonya tinggi namun
menghasilkan tingkat mengembalian yang tinggi pula.
·
Reksadana Pasar Uang
v Reksadana ini melakukan pilihan investasi pada jenis
instrumen investasi pasar uang dengan masa jatuh tempo kurang dari 1 (satu)
tahun.
v Daya tarik instrumen investasi di pasar uang ini adalah
karena sifatnya sangat likuid.
v Reksadana Pasar Uang mempunyai tingkat resiko lebih rendah
dibanding jenis instrumen investasi lainnya.
·
Reksadana
Pendapatan Tetap
v Reksadana ini mempunyai jenis portofolio investasi dalam efek
yang berbentuk surat utang, seperti obligasi dengan komposisi jumlahnya minimal
sebanyak 80% (delapan puluh persen) dari total asetnya.
v Instrumen pendapatan tetap, seperti obligasi, memberikan
tingkat suku bunga (kupon) yang relatif menarik dibandingkan dengan investasi
pada deposito.
·
Reksadana
Campuran
v Jenis reksadana ini mengalokasikan dana investasinya dalam
bentuk portofolio investasi yang bervariasi (jenis instrumen investasinya
campuran).
v Instrumen investasinya bisa berbentuk saham dan
dikombinasikan dengan instrumen pendapatan tetap (obligasi).
b.
Ada tiga alasan investasi pada reksadana
internasional, investor dapat:
1) Menghemat
biaya-biaya transaksi dan atau informasi ekstra yang mereka harus tanggung
ketika mereka berusaha untuk berinvestasi secara langsung dalam pasar luar
negeri;
2) Mengelak
dari batasan2 legal dan institusional terhadap investasi portofolio langsung
dalam pasar luar negeri;
3) Pemanfaatan
secara potensial dari keahlian para manager dana profesional.
Keunggulan
reksadana internasional ini akan menarik secara nyata bagi para investor kecil
yang menginginkan untuk mendiversifikasi secara internasional. Kinerja historis
reksadana internasional yang menginvestasikan dalam porsi yang substansial atas
aset2-nya dalam pasar luar negeri: secara umum lebih besar dibandingkan jika
porsi investasi hanya pada aset2 domestik
c.
Resiko berinvestasi di Reksadana
1) Resiko berkurangnya nilai unit
penyertaan
Perubahan nilai dari saham dan efek
berpendapatan tetap yang dimiliki dapat menyebabkan berkurangnya nilai aktiva
bersih per unit dari reksa dana.
2) Resiko perubahan kondisi ekonomi dan
politik
Perubahan-perubahan keadaan ekonomi
dan politik akan mempengaruhi pandangan umum terhadap perusahaan-perusahaan
yang telah go public dan penerbit efek utang yang ada dalam portofolio reksa
dana.
3) Resiko Wanprestasi
Resiko yang dapat terjadi apabila
rekan usaha Manajer Investasi gagal memenuhi kewajibannya. Rekan usaha dapat
termasuk tetapi tidak terbatas pada Emiten, pialang, Bank Kustodian dan Agen
Penjual.
4) Resiko Likuiditas
Situasi yang dapat terjadi dimana
tingkat penjualan kembali sangat tinggi sehingga para investor tertunda dalam
menerima kembali uangnya.
5) Resiko perubahan nilai tukar mata
uang asing
Resiko yang dapat terjadi karena
perubahan nilai tukar mata uang asing yang dapat mempengaruhi perubahan nilai
dari saham dan efek berpendapatan dalam portofolio reksa dana.
6) Resiko Atas Pertanggungan
Harta/Kekayaan Reksa Dana
Bank Kustodian mengasuransikan
seluruh harta kekayaan reksa dana terhadap hal-hal yang tidak diinginkan,
seperti bencana alam, kebakaran atau kerusuhan, semua itu dapat mempengaruhi
Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana.
d.
Meminimalkan risiko di reksa dana
Meminimalkan
risiko di reksa dana dengan cara :
·
Pilih
Manajer Investasi yang telah mendapat Izin dari BAPEPAM-LK
·
Pilih
Agen Pejual Reksa Dana yang telah terdaftar di BAPEPAM-LK
·
Diversifikasi
·
Investasilah
sesuai tujuan investasi, profil resiko dan jangka waktu
8.
MENGAPA
BIAS DALAM NEGERI DALAM PEMEGANGAN PORTOFOLIO
Portofolio optimal yang
dipegang investor sangat berbeda daripada yang diprediksikan oleh teori
investasi portofolio internasional. Beberapa studi mendokumentasikan bahwa
perluasan terhadap investasi portofolio dikonsentrasikan dalam ekuitas
domestik. French dan Porteba (1991), Cooper dan Kaplanis (1994), Tesar dan
Werner (1993), Glassman dan Ridick
(1993), dan Chan, Covig, dan Ng (2005), mendokumentasikan tingkat dalam
mana investasi2 portofolio terkonsentrasi dalam ekuitas domestik. Seperti yang
didokumentasikan sebelumnya, investor berpotensi bisa mendapatkan keuntungan
banyak dari diversifikasi internasional.Portofolio yang sebenarnya bahwa
investor terus, bagaimanapun, adalah sangat berbeda dari yang diprediksi oleh
teori investasi portofolio internasional.Rumah Bias mengacu pada sejauh mana
investasi portofolio terkonsentrasi di ekuitas dalam negeri.
Ada
dua kemungkinan terjadinya bias dalam negeri :
a.
Sekuritas-sekuritas domestik dapat
menyediakan para investor dengan pelayanan ekstra yang pasti, seperti lindung
nilai terhadap inflasi domestik;
b.
Ada batasan-batasan formal atau
informal, terhadap investasi dalam sekuritas luar negeri yang dihadapi para
investor dari keuntungan yang
direalisasikan dari diversifikasi internasional.
Alasan
untuk bias dalam negeri dalam pemegangan portofolio:
a.
Mempertimbangkan kemungkinan bahwa para
investor menghadapi risiko inflasi spesifik-negara yang berkaitan dengan
pelanggaran PPP dan bahwa ekuitas domestik dapat menyediakan pelayanan lindung
nilai terhadap risiko inflasi domestik.
b.
Bias rumah yang diamati dapat
mencerminkan batasan2 kelembagaan dan hukum atas investasi luar negeri.
c.
Biaya-biaya pajak dan transaksi/
informasi ekstra untuk sekuritas luar negeri dapat menghambat investasi lintas
batas, memberikan kenaikan terhadap bias rumah.
Ssumber : google.com